dalam perbaikan
Spesies penyu sungai Australia (Emydura macquarii) meletakkan sekumpulan telur di pasir sungai. Telur yang berada di bawah perkembangannya lebih lambat daripada yang di atas. Namun, telur di kedua bagian itu ternyata menetas bersama. Ricky-John Spencer dari University of Western Sydney di Australia penasaran dengan fakta tersebut. Ia menduga bahwa telur-telur tersebut 'saling bicara' terlebih dahulu sebelum menetas. Untuk membuktikan dugaannya, ia merancang eksperimen. Spencer membagi sejumlah telur menjadi dua bagian. Satu bagian diinkubasi di suhu lebih tinggi sementara bagian lain diinkubasi di suhu lebih rendah. Setelah 2/3 masa perkembangan telur, keduanya lalu disatukan kembali. Hasil menunjukkan bahwa kedua bagian telur tetap menetas dalam waktu bersamaan. Ketika dipersatukan, telur yang lebih lambat perkembangannya mengejar sehingga bisa menetas di waktu yang sama. Menurut Spencer, kedua bagian telur itu mungkin berkomunikasi secara kimia. "Telur itu sebenarnya bernafas. Mereka menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2," katanya seperti dikutip New Scientist, Rabu (30/11/2011). Spencer menjelaskan bahwa telur yang lebih cepat perkembangannya akan mengeluarkan CO2 lebih banyak. Konsentrasi CO2 ini yang menjadi semacam 'panggilan' sekaligus pemicu agar telur lain lebih cepat berkembang. Hasil penelitian Spencer dipublikasikan di Proceeding of the Royal Society B edisi terbaru November 2011. Spencer menjelaskan bahwa menetas bersama sangat penting bagi kesintasan penyu. Hal itu akan memastikan individu yang rentan terlindungi dari predator. Mereka memiliki teman yang melindungi. |
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow