Zach (right) with his mother Theresa, father Darren and brother Alex. His family have said he has their full support
Zach Avery terlahir dengan jenis kelamin laki-laki, tapi seiring waktu anak ini berpikir adalah seorang perempuan dan ia marah karena menjadi seorang laki-laki. Ia pun selalu memiliki keinginan memakai pakaian perempuan.
Awalnya orangtua Zach mengira yang hal itu hanya sementara, tapi ternyata hal ini makin serius dan ia menjadi sangat marah ketika ada yang memanggilnya anak laki-laki. Selain itu ia pernah frustasi dan mencoba untuk memotong penisnya.
Orangtua Zach pun akhirnya memutuskan mencari bimbingan dari para ahli dari Tavistock and Patman Foundation Trust di London. Setelah melakukan konsultasi selama berbulan-bulan, dokter mendiagnosis Zach dengan gangguan identitas gender (gender identity disorder). Kondisi ini membuat Zach memiliki keyakinan bahwa ia lahir dengan jenis kelamin yang salah.
Sekitar 1 tahun kemudian saat ia berusia 5 tahun, Zach hampir sulit untuk dikenali. Ia memiliki rambut panjang yang dikuncir ke belakang, menggunakan kacamata pink, memiliki koleksi boneka. Orangtua pun mengakui bahwa Zach sekarang berbeda tapi ia lebih bahagia dari sebelumnya.
Ibunda Zach, Theresa Avery (32 tahun) mengaku membuat keputusan yang sulit ketika akhirnya ia mau berbicara. Hal ini dilakukannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gender dysphoria yang digolongkan sebagai kondisi kejiwaan.
"Saya ingin dia bahagia. Jika ini adalah hal yang memang harus diambil, jika ini adalah hal yang bisa membuatnya bahagia, maka ia akan mendapatkan dukungan penuh dari saya," ujar Avery, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (21/2/2012).
Avery menuturkan masyarakat perlu menyadari kondisi ini karena sebenarnya umum terjadi. Kini Zach mulai terobsesi dengan karakter Dora the Explorer dan mulai berpakaian perempuan. Beruntungnya SD tempat Zach bersekolah mendukung hal ini dengan menjelaskan pada anak-anak lain dan mengubah beberapa toilet menjadi unisex.
Zach pun kini suka bermain dengan mainan kakak perempuannya meski ia masih suka bermain dengan saudara laki-lakinya. Selain itu orangtua Zach juga masih menaruh beberapa pakaian netral di lemari bajunya.
"Kami menyerahkan padanya untuk memutuskan apa yang ingin dilakukannya. Jika pikirannya berubah dan berniat menjadi laki-laki lagi ia bisa melakukannya, tapi jika tidak maka kami pun tidak memaksa," ujar Avery.
Tavistock and Patman Foundation Trust yang merupakan badan nasional di Inggris untuk gangguan identitas gender menuturkan jumlah anak yang didiagnosis dengan kondisi ini telah meningkat dari 97 kasus di tahun 2009-2010 menjadi 165.
Hal ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran dari masyarakat mengenai kondisi tersebut. Meski begitu, diketahui hanya 7 anak yang didiagnosis memiliki gangguan tersebut di bawah usia 5 tahun pada tahun lalu.
Orangtua maupun dokter masih menunggu sampai usia Zach dewasa hingga ia bisa berpikir matang.
'Zachy' Avery, pictured as he dresses now, was last year officially diagnosed with Gender Identity Disorder at the age of four
Zach, at the age of four, before he began growing his hair into the pigtails he now prefers
Cheeky chap: Zach beams in a picture taken shortly before his fourth birthday when he was a 'normal little boy' who liked playing with his Thomas the Tank Engine train set
Zach's birth certificate registers him as male - but he has been officially diagnosed with GID
Zach's mother said he was a 'normal' boy until shortly before his fourth birthday, when he started behaving like a girl
Theresa Avery says Purfleet Primary School has been very supportive over her son's condition, even turning its toilet block gender-neutral
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow