KOMPAS.com — Twitter akhirnya "mengalah" memberlakukan penyensoran terhadap tweet dengan konten tertentu yang berasal dari suatu negara tertentu.
Tweet-tweet dengan konten tertentu yang berasal dari negara yang meminta penyensoran akan secara otomatis disensor oleh Twitter.
Namun, Twitter tidak melakukan penghapusan terhadap konten tersebut, tetapi memberi tahu pengguna lain bahwa di negara tertentu, konten tersebut tidak diperbolehkan.
"Mulai hari ini, kami memberanikan diri untuk lebih reaktif terhadap konten yang berasal dari negara tertentu. Namun, kami tetap akan menyebarkannya ke jaringan global," tulis Twitter dalam blog-nya.
Yang dimaksud Twitter adalah, semua tweet yang disensor oleh Twitter masih tetap akan muncul di jaringan global. Namun, pengguna lain akan tahu bahwa konten tersebut sebenarnya tidak muncul di negara yang meminta penyensoran.
Twitter telah bekerja sama dengan Chilling Effects, penyensor situs yang mampu mengamati arsip-arsip, lalu membuat aksi sensor yang transparan.
Karena tekanan?
Menurut Cynthia Wong dari the Center for Democracy & Technology, Twitter melakukan ini karena jejaring sosial tersebut terancam diblokir di sejumlah negara jika bersikeras menolak penyensoran tweet-tweet dengan konten tertentu.
Twitter memang sedang berjuang dalam upaya untuk tetap mempertahankan hak bersuara penggunanya, tetapu tidak bersinggungan dengan kepentingan politik negara tertentu.
Tahun lalu, Twitter disorot ketika pengunjuk rasa anti-pemerintah di Tunisia, Mesir, dan Arab terkoordinasi secara massal dari jejaring sosial ini.
Tahun ini, Twitter diminta Pemerintah India untuk menyensor konten yang terkait mengkritik Pemerintah India.
Bagaimana dengan di Indonesia? Semoga pemerintah kita tidak meminta penyensoran ke Twitter dan tetap memberikan kebebasan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk "berkicau" di Twitter.
Wacana untuk menyensor konten yang berasal Twitter sempat beredar beberapa waktu lalu di Indonesia. Ini dipicu beredarnya informasi-informasi sensitif yang berkaitan dengan rahasia negara di timeline Twitter.
Dukung kebebasan berbicara
Meski memberlakukan sensor, Twitter tetap berpesan kepada penggunanya untuk terus merasakan kebebasan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat.
Meski kebijakan hukum lokal di suatu negara akan membatasi ini, Twitter menekankan kata-kata berikut :
"the tweets must continue to flow" (tweet harus terus mengalir)
"defend and respect each user's voice" (membela dan menghormati suara tiap-tiap pengguna)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow