dalam perbaikan
Ia menjelaskan, risiko personal misalnya mengenai penerimaan dirinya oleh masyarakat. Mereka, kata Reza, khawatir orang lain tidak menyukai ketika mereka berbicara lebih lugas secara langsung. “Apa orang lain nyaman dengan kelakukan saya, apa bisa menerima, ini yang bisa tertutupi dari media sosial.” kata dia. Media sosial menjadi semacam jembatan bagi orang berkarakter introvert. ”Pada dasarnya semua orang butuh telinga yang siap mendengar dan cermin untuk memantulkan seperti apa dirinya terlihat oleh orang lain,”ujar Reza.
Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki karakter ekstrovert? Reza menuturkan, pengguna media sosial yang ekstrovert justru dapat terbantu. Jika sehari-hari mereka sudah terbiasa menyalurkan semuanya, dengan media sosial ini bertambah satu ruang baru bagi mereka untuk berekspresi. “Mereka semakin terfasilitasi, ” kata Reza.
Dari penelitian yang dilakukannya dengan mahasiswa Binus mengenai pengguna media sosial pun terungkap hal itu. Penelitian yang memilih dua kelompok mahasiswa dengan karakter ekstrovert dan introvert menemukan frekuensi penggunaan media sosial kedua kelompok cenderung sama.
Namun, untuk yang berkepribadian introvert, perilaku mereka akan berbeda jika di luar media sosial. Mereka, kata Reza, akan tetap dengan sifat pendiamnya. Jika ekstrovert semakin terfasilitasi dengan media sosial maka introvert terbantu untuk mengatasi kesulitan mereka mengungkapkan perasaan atau pemikirannya. “Keberadaan media sosial lebih mempermudah mengeluarkan isi hati mereka.
GABUNG Halaman Facebook saya Menjelma.com ,dengan mengklik dibawah ini
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow