JAKARTA - Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Twitter bagian dari media sosial yang bisa mengancam negara dari sisi nonmiliter. Sejumlah negara sudah merasakan dampak ’serangan’ Twitter dan bereaksi reaktif dengan menutup layanan jejaring sosial di negaranya.
Kebanyakan negara yang memblokir layanan media sosial Facebook dan Twitter, kebanyakan terjadi setelah banyak peristiwa di dalam negeri yang dapat menganggu stabilitas keamanan nasional. Gangguan yang dimaksud bisa terjadi karena isu SARA, kritik terhadap pemerintah, atau sampai membocorkan rahasia negara.
Berdasarkan penelusuran okezone, Jumat (28/1/2011), berikut beberapa negara yang terpaksa memblokir layanan mulai dari Facebook, Twitter, blog hingga YouTube karena dianggap menganggu keamanan dalam negara.
Pakistan
Pemerintah Pakistan menutup mikroblogging, Twitter, sejak 21 Mei 2010. Ketika pengunjung mengakses Twitter, mereka hanya akan mendapati sebuah tulisan yang menyatakan bahwa situs tersebut dibatasi penggunaanya. “this site is restricted.”
Sejak dua hari belakangan ini, otoritas telekomunikasi pakistan telah memblokir dua situs jejaring sosial dan video, Facebook dan Youtube terkait munculnya Fan page ‘Everybody Draw Mohammad Day’ yang menyebarkan seruan untuk menggambar sketsa Nabi Muhammad dan mempostingnya di Facebook pada tanggal 20 Mei.
Bangladesh
Pemerintah Bangladesh mengikuti jejak Pakistan, memblokir akses situs jejaring sosial Facebook. Latar belakang pemblokiran tersebut masih terkait dengan kemunculan fan page ‘everybody draw Mohhamad day” di Facebook. Kemungkinan pemblokiran tersebut hanya untuk sementara.
Aljazair
Pemerintah Aljazair memblokir sebagian layanan Facebook dan Twitter. Bokir ini dipicu keributan di negara itu terkait peningkatan harga bahan makanan.
Aktivis memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Facebook dan YouTube untuk mengungkap pelanggaran pemerintah. Karenanya, pemerintah Aljazair memutuskan memblokir sebagian layanan media sosial itu demi menghindari dampak-dampak tak diinginkan.
Mesir
Ini yang paling gres. Pemblokiran ini dilakukan pemerintah Mesir setelah beredar kabar di dunia maya bahwa akan ada demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan Presiden Husni Mubarak. Pemerintah Mesir menduga para pendemo melakukan koordinasi melalui jejaring sosial dan situs mikroblogging tersebut.
Pihak Twitter mengkonfirmasi kebenaran berita ini. Pemerintah Mesir telah memblokir akses warga ke Twitter. Namun sebagian pengguna internet di Mesir memutuskan untuk menggunakan aplikasi pihak ketiga atau proxi server untuk mengirimkan ‘tweet’ ke layanan mikroblogging tersebut.
Ini sesuai dengan apa yang dikemukan oleh pengamat media sosial Nukman Lutfhi, dia mengatakan media sosial seperti Twitter mempunyai keunggulan yang mampu menjadi ’senjata’ yang mengancam pertahanan negara.
“Twitter itu mempunyai tiga keunggulan. Satu, layanan itu menyampaikan informasi secara cepat. Kedua, dapat membentuk opini masyarakat. Dan yang ketiga, ini yang berbahaya, media sosial dapat menimbulkan perlawanan publik. Inilah yang di mata pemerintah berbahaya,” katanya
sumber: http://wisbenbae.blogspot.com
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow