Pasang iklan disini

MENJELMA.COM 728 X 70
hubungi email : idhoezidus@yahoo.co.id
dalam perbAIKAN dalam perbAIKAN
Powered by Blogger.
Showing posts with label sejarah bung karno. Show all posts
Showing posts with label sejarah bung karno. Show all posts

FOTO-FOTO JAKARTA JAMAN PENJAJAHAN DI LIHAT DARI UDARA

Diposkan oleh menjelma.com on




Tandjoengpriok Harbor, pelabuhan Batavia, Java 






Etablissement batubara di pedalaman kedua Tandjoenpriok, Batavia, Jawa before 1930



Inflight photo with Glenn Martin bombers of the Royal Netherland Indian Army (KNIL) over the harbor of Tandjong Priok on Batavia. 1933-1940



On the upper left place todays National Museum. Inflight photo with Glenn Martin bombers of the Royal Netherland Indian Army (KNIL) over the "Koningsplein" in Batavia. 1933-1940



Air photo of the Royal Batavian Yacht Club and the 'Unie-kampong' at Batavia's harbour Tanjung Priok 1928-1942



Air photo of the KPM building and the 'Willemskerk' at Weltevreden, Batavia 1920-1940



Aerial foto Batavia (master Cornelis), dengan Sungai Tjiliwoeng 1900-1940



Jl hadir. Juanda / Jl. Veteran. sudut kanan Atas ke ini adalah Jl. Gajah Mada dan Jl. Hayam Wuruk. Foto udara Jakarta, Den Haag dan Rijswijk 1940 



Air photo of Hotel des Indes, Batavia 09-1931



Pemandangan Noordwijk, Batavia 1940



Pemandangan Rijswijk, Batavia. Pada layar akan mencakup Clichéfabriek Hoffmann, Bellevue Hotel Pension, Toko Buku Evers Harpa dan Grand Hotel Jawa .. Pemandangan Rijswijk, Batavia 1928-1942



Aerial view of Land Printers, Ostrich District, Batavia 1900-1940

Aerial view of the factory of the NHM and the opposite station in Batavia 1933-1935


Aerial view of the port of Tandjoengpriok, Batavia, Java 


Air photo of the museum of the Royal Batavian Society of Arts and Sciences, Batavia 1920-1940


Air photo of the palace of the Governor-General on 'Koningsplein', Batavia 1925-1940


Mr. Cornelis Matramanplantsoen and Pegangsaan, Batavia 1940


Netherlands port of departure Tandjoengpriok mail boat, the port of Batavia, Java 1937


View of the Fair 'Pasar Gambir "in 1930 at the Royale in Jakarta, Java


Aircraft over Batavia, November 25, 1924

GABUNG Halaman Facebook saya Menjelma.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
FOLLOW TWITTER saya menjelma.com ,dengan mengklik dibawah ini
http://darmawanku.files.wordpress.com/2009/07/twitter-logo.png?w=121&h=35
Sumber: VIVAforum
More aboutFOTO-FOTO JAKARTA JAMAN PENJAJAHAN DI LIHAT DARI UDARA

KATA-KATA BIJAK DARI " Bung Karno"

Diposkan oleh menjelma.com on


Bung Karno adalah persiden pertama Indonesia . “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” .


1. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” .

2. “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno).

3. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”

4. “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”.

5. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).

6. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

7. “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).

8. “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno).

9. “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno).

10. “Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno).

11. “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ”Tuhan tidak merubah nasib sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno).

12. “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno).

13. “Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno).

14. “Aku Lebih suka lukisan Samudra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno).

15. “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno)

GABUNG Halaman Facebook saya Menjelma.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
FOLLOW TWITTER saya menjelma.com ,dengan mengklik dibawah ini
http://darmawanku.files.wordpress.com/2009/07/twitter-logo.png?w=121&h=35
Sumber: http://indonesiaku.esc-creation.com/2009/02/28/kata-mutiara-bung-karno/
More aboutKATA-KATA BIJAK DARI " Bung Karno"

Photo saat pertama kali candi borobudur ditemukan gan..

Diposkan oleh Unknown on

Candi borobudur terkubur lahar merapi







Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa ahli mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikelilingii rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Gempa 27 Mei 2006 lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi tersebut masih dapat dikunjungi.




Sejarah ditemukannya candi borobudur


Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut
Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur. Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar.

Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu
Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.

















GABUNG Halaman Facebook saya Menjelma.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
FOLLOW TWITTER saya menjelma.com ,dengan mengklik dibawah ini
http://www.twittericon.com/wp-content/uploads/2010/08/glossy-cute-blue1.png
sumber:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9724948
More aboutPhoto saat pertama kali candi borobudur ditemukan gan..

Soekarno, Presiden dengan 26 Gelar Honoris Causa

Diposkan oleh Unknown on

Ada saja alasan mengapa Sukarno harus gemar membaca. Ada saja alasan mengapa Sukarno harus rajin belajar. Dan… ada saja cara Sukarno untuk belajar cepat mengenai segala sesuatu hal.

Didorong ego yang meluap-luap untuk bisa bersaing dengan siswa-siswa bule, Bung Karno sangat tekun membaca, dan sangat serius belajar. Di HBS Surabaya misalnya, dari 300 murid yang ada, hanya 20 murid saja yang pribumi. Satu di antaranya adalah Sukarno. Sekalipun sulit menarik simpati teman-teman sekelas yang keturunan penjajah, setidaknya ada satu dua guru,yang menaruh rasa sayang kepadanya.

Dari simpati gurunya, tak jarang, ia mendapat fasilitas lebih untuk bisa ‘mengacak-acak’ perpustakaan dan membaca segala buku, baik yang ia gemari maupun yang tidak ia sukai. Lantas, manakala problem berbahasa Belanda menghambat rasa haus ilmunya, ia pun sudah punya jalan pintas: Merayu noni Belanda sebagai pacarnya. Berpacaran dengan noni Belanda, adalah cara praktis lekas mahir berbahasa Belanda. Mien Hessels, adalah salah satu pacar Bung Karno yang berkebangsaan Belanda.

Usia belum genap 16 tahun, Bung Karno sudah membaca karya besar orang-orang besar dunia. Di antaranya, ia mengagumi Thomas Jefferson dengan Declaration of Independence yang ditulis tahun 1776. Sukarno muda, juga mengkaji gagasan-gagasan George Washington, Paul Revere, hingga Abraham Lincoln.

Tokoh pemikir bangsa lain, seperti Gladstone, Sidney dan Beatrice Webb juga dipelajarinya. Ia mempelajari Gerakan Buruh Inggris dari tokoh-tokoh tadi. Tokoh Italia? Ia sudah bersentuhan dengan karya Mazzini, Cavour, dan Garibaldi. Tidak berhenti di situ, Sukarno bahkan sudah menelan habis ajaran Karl Marx, Friedrich Engels, dan Lenin. Semua tokoh besar tadi, menginspirasi Sukarno muda.

Penelusuran Bung Karno terhadap karya besar orang besar, tidak pernah berhenti. Alhasil, pernah dalam suatu ketika, saya mendapat copy dokumen barang-barang milik Bung Karno di Istana Negara, yang diinventarisasi oleh aparat negara, sesaat setelah ia digulingkan. Dari ribuan item yang saya cermati, hampir 70 persennya buku. Sisanya: pakaian, lukisan, mata uang receh, satu potong bra dan satu helai sapu tangan wanita…. Ya, harta Bung Karno terbesar memang buku.



Episode kehidupannya yang lain, mengisahkan betapa dalam setiap pengasingan dirinya, baik dari Jakarta ke Ende, dari Ende ke Bengkulu, maupun dari Bengkulu kembali ke Jakarta, bagian terbesar dari barang-barang bawaannya adalah buku. Semua itu, belum termasuk yang dirampas dan dimusnahkan penguasa penjajah.

Apa muara dari kisah ini? Sejatinya hanya untuk memperteguh judul di atas: Presiden dengan 26 Gelar Doktor Honoris Causa. Ya, itulah Sukarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama. Itulah jumlah gelar doktor yang ia terima dari seluruh penjuru dunia, 26 gelar doktor HC, rinciannya, 19 dari luar negeri, 7 dari dalam negeri.

Yang pertama kali memberi gelar doktor kepada Bung Karno bukan perguruan tinggi Indonesia, melainkan Filipina: Far Eastern University, Manila. Sedangkan perguruan tinggi Indonesia pertama yang memberinya gelar doktor HC adalah Universias Gadjah Mada Yogyakarta pada 19 September 1951.
Adapun yang tercatat pertama kali memberinya gelar doktor HC di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik adalah Universitas Berlin, pada 23 Juni 1956. Dalam bidang yang sama, disusul Universitas Budapest pada 17 April 1960, selanjutnya barulah almamaternya, ITB pada 13 September 1962.

Catatan menyebutkan pula, Universitas Islam pertama yang menganugerahkan gelar doktor HC buat Bung Karno adalah Universitas Al Azhar, Kairo pada 24 April 1960 dalam ilmu Filsafat. Kemudian, IAIN Jakarta dalam Ushuludin Jurusan Dakwah pada 2 Deember 1963, disusul Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk Falsafah Ilmu Tauhid pada 1 Agustus 1965.

Negara-negara asal perguruan tinggi yang menganugerahkan gelar Doktor HC berturut-turut adalah Filipina, Amerika Serikat, Kanada, Jerman Barat, Uni Soviet, Yugoslavia, Cekoslovakia, Turki, Polandia, Brazil, Bulgaria, Rumania, Hongaria, RPA, Bolivia, Kamboja, dan Korea Utara.

Adapun perguruan tinggi nasional yang memberikan gelar Doktor HC buat Bung Karno adalah: 1). Universitas Gadjah Mada (19 September 1951) dalam Ilmu Hukum; 2). ITB (13 September 1962) dalam Ilmu Teknik; 3). Universitas Indonesia (2 Februari 1963) dalam Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan; 4). Universitas Hasanuddin (25 April 1963) dalam Imu Hukum; 5). IAIN Jakarta (2 Desember 1963) dalam Ushuludin jurusan Dakwah; 6). Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964) dalam Ilmu Sejarah; 7). Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965) dalam Falsafah Ilmu Tauhid.

Sependek pengetahuan saya, Sukarno-lah presiden yang menerima gelar Doktor Honoris Causa terbanyak. Bukan hanya terbanyak, melainkan dari ragam ilmu yang beragam, mulai dari ilmu teknik, sosial kemasyarakatan, hukum, filsafat, agama, dll. Itu adalah satu sisi kehidupan Bung Karno, dari ribuan sisi yang dimilikinya.

http://jelajahunik.blogspot.com/2010/04/soekarno-presiden-dengan-26-gelar.html
More aboutSoekarno, Presiden dengan 26 Gelar Honoris Causa

Pasang iklan disini
MENJELMA.COM
hubungi email : idhoezidus@yahoo.co.id