dalam perbaikan
Hiramsyah S. Thaib, Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk mengatakan dalam 2-3 tahun ke depan bisnis properti Indonesia akan masuk dalam masa keemasan sebagaimana tahun 1996. Sebab, setelah itu krismon, sehingga hampir 16 tahun industri properti ini “beku”. “Bayangkan industri yang sudah lebih dari 15 tahun belum pernah mengalami booming, sementara sektor-sektor lainnya sudah booming, properti di luar negeri juga sudah booming bahkan sudah beberapa kali seperti Malaysia, Thailand, Singapura apalagi di Cina, harganya sudah naik berkali lipat,” paparnya.
Kalau dilihat kondisinya seperti itu, maka tidak dipungkiri jika kemudian terjadi booming saat ini. Apalagi, kini tingkat suku bunga saat ini terendah sepanjang sejarah, sekitar 7,5% setahun dan inflasi rendah, sehingga permintaan juga luar biasa (lebih dari 13 juta unit backlog perumahan dan permintaan baru sekitar 400-700 ribu unit per tahun). Belum lagi pertumbuhan ekonomi yang sangat bagus saat ini juga mendukung booming properti plus investment grade Indonesia, sangat ideal untuk industri properti di tanah air.
“Kalau dilihat otomotif dan sektor konsumsi tumbuh luar biasa,” katanya. Semua ini menjadi suatu potensi luar biasa. Untuk itu Bakrieland sudah jauh-jauh hari menyiapkan diri dengan menyiapkan landbank yang cukup besar, untuk mengantisipasi booming properti itu. Menurut Hiram, maka itu pihaknya melakukan right issue beberapa kali untuk mempersiapkan landbank yang cukup. Terakhir right issue pada 2010 untuk membuat Bakrieland menjadi salah satu perusahaan properti land bank terbesar. “Bahkan kalau bicara Jabodetabek, Bakrieland adalah perusahaan properti dengan land bank terbesar,” dia mengklaim.
Untuk CBD (central business district) Jakarta, hari ini Bakrieland memiliki land bank yang sudah terbangun seluas 13 ha di Rasuna Epicentrum, dari total luas pembangunan Rasuna Epicentrum 54 ha. Kemudian bermitra dengan Perumnas, Bakrieland memiliki land bank hampir 40 ha di sentra primer timur Jakarta. Dan bermitra dengan Sentul City, mereka punya land bank seluas 12.500 ha di Sentul Nirwana, lalu di Bogor Nirwana sendiri punya 200-300 ha. Serta di Lido, Bakrieland juga punya land bank 1000 ha.
Selain tentunya Bakrieland juga punya proyek-proyek lain di luar Jakarta, seperti Malang, Balikpapan, Batam, dan Bali. Land bank itu menurut Hiram menjadi bekal untuk Bakrieland untuk menyambut 2-3 tahun ke depan kala Indonesia bisa mengalami kembali booming properti. “Land bank itu disiapkan sejak 2003,” tuturnya. Jadi pihaknya sudah memproyeksikan booming itu sejak tahun 2002, karena kala itu bisnis properti cenderung flat sejak 1997.
“Kami melihat dengan terjadinya stabilitas politik dan keamanan sejak 2004, maka tinggal menunggu waktu saja properti kita akan booming. Sebenarnya prediksi kami akan terjadi 2008 atau 2009, namun karena ada krisis finansial global ini tertunda,” jelasnya. Namun Hiram melihatnya justru itu kebetulan, karena dengan begitu kita jadi cenderung hati-hati, membuat booming properti di Indonesia menjadi lebih matang. Dengan adanya krisis finansial global 2008 dan krisis Eropa yang terjadi sekarang, hampir sebagian besar negara di down grade rating investasinya, sementara Indonesia di upgrade, ini menjadikan negara kita sebagai surga investasi.
Saat ini Bakrieland, mengembangkan bisnis propertinya ke semua segmen. Namun, memang mayoritas segmentasi atau terbesar di segmen menengah dan menengah atas. “Tapi kami juga mulai masuk ke menengah bawah, terutama proyek Rusunami di sentra prima timur Jakarta,” ujarnya. Bakrieland juga ada rencana membangun kawasan terpadu di Sub Urban atau di rural area, seperti di Sentul Nirwana, Lido dan kawasan Pantura, yang bersinergi dengan jalan tol yang dibangun grup Bakrie. “Bicara kawasan terintegrasi, idealnya termasuk di situ akan dibangun RS dan RSS untuk rumah para karyawan atau buruh yang bekerja,” ujarnya.
Menurut Hiram, booming properti justru terbesar di segmen menengah, dengan harga maksimal di CBD Jakarta Rp 2,5 miliar, start dari harga Rp 300-500 jutaan. “Itu pasar terbesar,” tuturnya.
Belajar dari krisis 1998, praktis semua pembebasan lahan Bakrieland dibiayai oleh ekuitas. Bisa dipahami maka sejak 2005, Bakrieland sudah melakukan right issue sebanyak tiga kali (2005, 2007, 2010). Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat land bank dan permodalan Bakrieland.
Dilihat dari perkembangan harga, dalam dua tahun ke depan, Hiram memprediksikan akan terjadi kenaikan harga luar biasa. “Sudah terjadi kenaikan harga yang luar biasa dalam setahun terakhir, terutama di Jabodetabek,” imbuhnya. Suplai masih terbatas, sedang demand-nya luar biasa besar. Karena krisis itu menurut Hiram membuat tidak banyak pelaku bisnis properti tidak langsung siap tanggap akan tuntutan permintaan ini.
Jika dilihat hitungan yang ada sekarang, menurutnya, kenaikannya 10-20% per tahun, bahkan untuk daerah tertentu di Jabodetabek bisa naik diatas 30-50% kenaikan harganya. Hanya pelaku properti yang memiliki land bank dan kesiapanlah yang bisa memberikan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam strategi menggarap pasarnya, pihaknya sangat memahami perumahan adalah kebutuhan dasar manusia. “Kalau muslim Rumahku Surgaku, walau bagaimana pun, basis terkecil dari suatu kehidupan manusia adalah keluarga. Keluarga itu wadahnya adalah rumah dan lingkungan. Maka itulah grup kami menganggap perumahan merupakan basis semua kegiatan manusia,” jelasnya.
Bakrieland mengembangkan bisnis model yang unik yaitu mengintegrasikan antara properti dengan property related infrastructure (dalam hal ini jalan tol). “Dalam bisnis properti kita selalu katakan: lokasi, lokasi, lokasi. Itu maksudnya lokasi prima,” katanya. Lokasi prima itu maksudnya lokasi yang mudah diakses dari mana-mana. “Kami percaya who can control the accessibility, can control the property value. Aksesabilitas itu salah satunya jalan tol. Makanya kami sinergikan antara jalan tol dengan bisnis properti kami,” jelasnya. Selain itu pihaknya selalu bicara proyek besar yaitu pengembangan Kawasan Terpadu, karena pengembangannya adalah terintegrasi dan terpadu. Apakah itu di pinggiran kota maupun di pinggiran.
Hiram menyebut one stop living untuk konsep yang dibangun oleh Bakrieland. Apalagi dua tahun ke depan, konsep ini akan berkembang besar. Seperti konsep superblock yang untuk di pusat kota besar dan Kota Mandiri untuk di luar Jakarta. Konsep Kota Mandiri atau CBD adalah konsep model aktifitas ekonomi yang menjadi karakter wilayah itu yang membedakan kawasan itu dengan kota lainnya.
Menurut Hiram, salah satu konsep Bakrieland dalam membangun propertinya adalah Bakrieland Goes Green. Maksudnya adalah Green Attitude, Green Architecture dan Green Operation. Konsep ini ternyata yang bisa “dijual” oleh grup ini. Menurut Hiram, lebih dari 50% yang tinggal di Rasuna Epicentrum tinggal di sana. “Rapi lingkungannya, bisa menggunakan trem yang sekarang sudah mulai dioperasikan,” ujarnya. Bogor Nirwana yang sudah diluncurkan dengan 600 ha pada kluster pertama menurutnya juga direspon dengan sangat bagus. “Harapan kami Bakrieland tumbuh 20 hingga 25 persen secara penjualan,” katanya.
Untuk proyek Condotel, selain Rasuna Epicentrum juga ada di Pulman Bali yang seluruhnya sudah sold out itu proyeknya di Nirwana Bali, Tanah Lot. Yang di Pulman Bali ini jumlahnya 200 unit dengan 5 tower. “Aston Bogor Nirwana juga ada,” imbuhnya. Jadi di proyek Bogor Nirwana, Condotelnya sudah sold out hingga dua tower. Mungkin proyek Balikpapan akan dimulai lagi tahun ini.(Herning Banirestu/EVA)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow