dalam perbaikan
Dengan seragam serta riasan mukanya yang serasi, Mew terlihat seperti kebanyakan pramugari yang biasa terlihat di sebuah penerbangan. Tapi di balik semua itu, ia merupakan salah satu dari banyak pramugari transgender alias waria asal Thailand yang bertebaran di udara.
Salah satu maskapai asal negeri gajah putih, P.C. Air Company Limited, mempekerjakan empat pramugari transgender yang sempat menjadi perbincangan juga pro dan kontra, antara semangat persamaan hak dengan eksploitasi kaum minoritas.
"Saya senang bekerja di tempat di mana saya bisa memperlihatkan keahlian saya. Saya juga senang memakai seragam yang cantik," kata Phuntakarn Sringern, atau biasa dipanggil Mew, pada penerbangan komersil perdananya dari Bangkok ke Hong Kong, dikutip dari AFP, Senin (12/3/2012).
"Ini seolah mimpi jadi nyata, mungkin ini langkah pertama bagi transladies, transgenders, untuk punya pekerjaan yang layak di masa depan," kata Mew yang berusia 25 tahun ini.
Mew bersama rekan kerjanya yang kompak memakai seragam serba hitam dengan syal oranye tersebut mempersilakan para penumpang untuk menempati kursi yang telah disediakan, dilanjutkan dengan peragaan instruksi keamanan penerbangan hingga menyuguhkan minuman sebelum tinggal landas. Tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pramugari wanita.
Bahkan, beberapa penumpang yang sudah tahu mengenai pramugari waria ini melalui iklan PC Air, meminta foto bersama para pramugarinya. Namun demikian, tidak semua penumpang tahu soal pramugari waria tersebut.
"Oh, saya belum pernah dengar (pramugari waria) sebelumnya. Mereka semua terlihat sangat cantik, dan mereka ramah... lumayan juga," kata Bay, salah seorang penumpang berkebangsaan Thailand.
Negeri jiran tersebut memang punya budaya yang memperbolehkan 'katoeys' alias transeksual sebagai jenis kelamin ketiga, selain pria dan wanita.
Meski demikian, lapisan masyarakat tertentu tidak bisa menerima budaya tersebut. Bahkan, beberapa orang tua sudah mulai memberikan anak-anaknya berbagai pelajaran agama supaya tidak memilih jadi waria. Warga yang sudah mengubah jenis kelamin ini juga biasanya sulit mendapatkan pekerjaan.
"Sejak dulu, saya selalu ingin menjadi pramugari, saya selalu menunggu kesempatan itu datang," kata salah satu pramugari Chayathisa Nakmai (24). "Tapi sampai sekarang, banyak maskapai yang hanya membuka lowongan hanya untuk pria atau wanita saja," ujarnya.
Langkah PC Air membuka kesempatan kerja bagi para waria ini didukung oleh beberapa aktivis, yang mendukung persamaan hak asasi manusia. Perusahaan ini dinilai mengangkat citra positif para waria di Thailand.
Namun, beberapa pihak tetap skeptis dengan langkah maskapai tersebut. "Mereka memanfaatkan sisi kejanggalan dan keanehan para waria (untuk promosi)," kata Yollada Krerkkong Suanyot, Ketua Asosiasi Waria Thailand.
"Ini menyimpulkan bahwa para waria ini aneh, asing, dan spesial. Ayo mari kita lihat bagaimana mereka menjadi seorang pramugari," tambahnya.
Atas sulitnya mencari pekerjaan, para waria yang jumlah terus bertambah dari tahun ke tahun ini kebanyakan memilih jadi pekerja seks untuk mencari nafkah.
Meski hukum setempat sudah menerima jenis kelamin ketiga tersebut, namun kebanyakan negara lain belum. Sehingga, untuk menghindari masalah di negara lain, pihak PC Air harus menghubungi kantor imigrasi negara tujuan terlebih dahulu sebelum terbang.
Saat ini, PC Air punya tiga pesawat komersil dan akan mengoperasikan pesawat carter dari Bangkok ke Hong Kong dan beberapa kota lain di Asia.
Bos PC Air, Peter Chan, yang inisialnya menjadi nama maskapai tersebut, mengaku bangga menjadi perusahaan penerbangan pertama yang merangkul kaum waria. Ia juga menampik tuduhan eksploitasi waria untuk mendorong promosi maskapai tersebut.
Ia mengaku tujuan dari dibolehkannya waria dalam maskapainya adalah lebih kepada tujuan hak asasi dan persamaan hak.
"Semua ini bukanlah demi uang," kata Peter kepada AFP sebelum tinggal landas.
Mew, yang sudah menjalani operasi ganti kelamin dua tahun lalu itu berharap lebih banyak perusahaan yang mengikuti langkah PC Air. Tidak hanya di industri penerbangan, tetapi di lapisan industri lainnya.
"Mungkin di masa depan. Semua waria dan transgender bisa punya pekerjaan yang layak, seperti pramugari atau bahkan perdana menteri," tegasnya.
(ang/dnl)
Salah satu maskapai asal negeri gajah putih, P.C. Air Company Limited, mempekerjakan empat pramugari transgender yang sempat menjadi perbincangan juga pro dan kontra, antara semangat persamaan hak dengan eksploitasi kaum minoritas.
"Saya senang bekerja di tempat di mana saya bisa memperlihatkan keahlian saya. Saya juga senang memakai seragam yang cantik," kata Phuntakarn Sringern, atau biasa dipanggil Mew, pada penerbangan komersil perdananya dari Bangkok ke Hong Kong, dikutip dari AFP, Senin (12/3/2012).
"Ini seolah mimpi jadi nyata, mungkin ini langkah pertama bagi transladies, transgenders, untuk punya pekerjaan yang layak di masa depan," kata Mew yang berusia 25 tahun ini.
Mew bersama rekan kerjanya yang kompak memakai seragam serba hitam dengan syal oranye tersebut mempersilakan para penumpang untuk menempati kursi yang telah disediakan, dilanjutkan dengan peragaan instruksi keamanan penerbangan hingga menyuguhkan minuman sebelum tinggal landas. Tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pramugari wanita.
Bahkan, beberapa penumpang yang sudah tahu mengenai pramugari waria ini melalui iklan PC Air, meminta foto bersama para pramugarinya. Namun demikian, tidak semua penumpang tahu soal pramugari waria tersebut.
"Oh, saya belum pernah dengar (pramugari waria) sebelumnya. Mereka semua terlihat sangat cantik, dan mereka ramah... lumayan juga," kata Bay, salah seorang penumpang berkebangsaan Thailand.
Negeri jiran tersebut memang punya budaya yang memperbolehkan 'katoeys' alias transeksual sebagai jenis kelamin ketiga, selain pria dan wanita.
Meski demikian, lapisan masyarakat tertentu tidak bisa menerima budaya tersebut. Bahkan, beberapa orang tua sudah mulai memberikan anak-anaknya berbagai pelajaran agama supaya tidak memilih jadi waria. Warga yang sudah mengubah jenis kelamin ini juga biasanya sulit mendapatkan pekerjaan.
"Sejak dulu, saya selalu ingin menjadi pramugari, saya selalu menunggu kesempatan itu datang," kata salah satu pramugari Chayathisa Nakmai (24). "Tapi sampai sekarang, banyak maskapai yang hanya membuka lowongan hanya untuk pria atau wanita saja," ujarnya.
Langkah PC Air membuka kesempatan kerja bagi para waria ini didukung oleh beberapa aktivis, yang mendukung persamaan hak asasi manusia. Perusahaan ini dinilai mengangkat citra positif para waria di Thailand.
Namun, beberapa pihak tetap skeptis dengan langkah maskapai tersebut. "Mereka memanfaatkan sisi kejanggalan dan keanehan para waria (untuk promosi)," kata Yollada Krerkkong Suanyot, Ketua Asosiasi Waria Thailand.
"Ini menyimpulkan bahwa para waria ini aneh, asing, dan spesial. Ayo mari kita lihat bagaimana mereka menjadi seorang pramugari," tambahnya.
Atas sulitnya mencari pekerjaan, para waria yang jumlah terus bertambah dari tahun ke tahun ini kebanyakan memilih jadi pekerja seks untuk mencari nafkah.
Meski hukum setempat sudah menerima jenis kelamin ketiga tersebut, namun kebanyakan negara lain belum. Sehingga, untuk menghindari masalah di negara lain, pihak PC Air harus menghubungi kantor imigrasi negara tujuan terlebih dahulu sebelum terbang.
Saat ini, PC Air punya tiga pesawat komersil dan akan mengoperasikan pesawat carter dari Bangkok ke Hong Kong dan beberapa kota lain di Asia.
Bos PC Air, Peter Chan, yang inisialnya menjadi nama maskapai tersebut, mengaku bangga menjadi perusahaan penerbangan pertama yang merangkul kaum waria. Ia juga menampik tuduhan eksploitasi waria untuk mendorong promosi maskapai tersebut.
Ia mengaku tujuan dari dibolehkannya waria dalam maskapainya adalah lebih kepada tujuan hak asasi dan persamaan hak.
"Semua ini bukanlah demi uang," kata Peter kepada AFP sebelum tinggal landas.
Mew, yang sudah menjalani operasi ganti kelamin dua tahun lalu itu berharap lebih banyak perusahaan yang mengikuti langkah PC Air. Tidak hanya di industri penerbangan, tetapi di lapisan industri lainnya.
"Mungkin di masa depan. Semua waria dan transgender bisa punya pekerjaan yang layak, seperti pramugari atau bahkan perdana menteri," tegasnya.
(ang/dnl)
Empat waria yang menjadi pramugari PC Air bernama Chayathisa Nakmai (24), Dissanai Chitpraphachin (24), Nathatai Sukkaset (26) dan Phuntakarn Sringern (24). Reuters/Chaiwat Subprasom.
GABUNG Halaman Facebook saya Menjelma.com ,dengan mengklik dibawah iniChayathisa Nakmai sedang melayani penumpang pesawat. Reuters/Chaiwat Subprasom.
Nathatai Sukkaset dan Phuntakarn Sringern memberikan makanan dan minuman kepada penumpang pesawat. Reuters/Chaiwat Subprasom.
Chayathisa Nakmai memperagakan alat keselamatan. Reuters/Chaiwat Subprasom.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow