dalam perbaikan
Anda mungkin berpikir telah memegang kendali atas pengeluaran yang dilakukan, tapi beberapa studi menunjukkan kebanyakan orang tidak bisa mengendalikan keinginannya untuk menghambur-hamburkan uang.
"Kebanyakan orang tergoda oleh faktor lingkungan saat berbelanja, lebih dari yang kita bayangkan," kata Martin
Lindstrom, Ahli Pemasaran dan Penulis buku Buyology: Truth and Lies About Why We Buy.
1. Berbelanja saat merasa lapar
Beberapa studi menunjukkan, dalam kondisi kelaparan, bagian utama dari otak kita akan mengirimkan sinyal secara agresif untuk mendapatkan makanan sebanyak mungkin. Sebuah studi di 2008 silam menyebukan, saat lapar, orang itu akan adiktif pada makanan dan terus-menerus meminta makan hingga akhirnya otak mengirimkan sinyal tanda kekenyangan.
2. Berbelanja dengan teman
Terkadang berbelanja dengan teman akan menekan budget keuangan Anda. Ia akan membantu Anda untuk berbelanja secara impulsif. Namun jika Anda memilih teman yang salah, hal sebaliknya pun dapat terjadi."
3. Tingkat keimananan
Anda mungkin tidak pernah menyangka, tingkat keimanan ternyata berpengaruh terhadap kebiasaan berbelanja seseorang. Berdasarkan studi yang dilakukan setahun lalu oleh Gavan Fitzsimons, Professor Pemasaran dan Psikolog dari Duke University, menyebutkan bahwa kaum sekuler menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan dengan kaum religius.
Lebih lanjut ia menyebutkan, kaum sekuler akan membeli barang-barang bermerk untuk menunjukkan jati dirinya dimana kaum religius lebih memilih untuk berbelanja barang-barang tidak bermerk. Sudah pasti barang branded memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan yang generik.
4. Suasana hati
Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard menunjukkan suasana hati ternyata mempengaruhi pola belanja seseorang. Saat berada dalam kondisi yang sedih, seseorang akan berbelanja lebih banyak untuk memuaskan argumentasinya dan membuat dirinya lebih senang.
5. Ukuran kereta belanja
Lindstrom berpendapat ukuran kereta belanja mengambil peranan yang besar terhadap nilai belanja Anda. Kereta belanja ini berpengaruh terhadap berapa lama Anda akan bertahan di pertokoan dan berapa besar kebutuhan Anda untuk berbelanja. Semakin besar kereta belanjaan yang Anda pakai, semakin lama Anda berdiam diri di pertokoan dan semakin banyak barang yang Anda ingin beli.
"Kebanyakan orang tergoda oleh faktor lingkungan saat berbelanja, lebih dari yang kita bayangkan," kata Martin
Lindstrom, Ahli Pemasaran dan Penulis buku Buyology: Truth and Lies About Why We Buy.
Dikutip dari laman Msn, inilah 5 alasan aneh seseorang menghamburkan uang.
1. Berbelanja saat merasa lapar
Beberapa studi menunjukkan, dalam kondisi kelaparan, bagian utama dari otak kita akan mengirimkan sinyal secara agresif untuk mendapatkan makanan sebanyak mungkin. Sebuah studi di 2008 silam menyebukan, saat lapar, orang itu akan adiktif pada makanan dan terus-menerus meminta makan hingga akhirnya otak mengirimkan sinyal tanda kekenyangan.
2. Berbelanja dengan teman
Terkadang berbelanja dengan teman akan menekan budget keuangan Anda. Ia akan membantu Anda untuk berbelanja secara impulsif. Namun jika Anda memilih teman yang salah, hal sebaliknya pun dapat terjadi."
3. Tingkat keimananan
Anda mungkin tidak pernah menyangka, tingkat keimanan ternyata berpengaruh terhadap kebiasaan berbelanja seseorang. Berdasarkan studi yang dilakukan setahun lalu oleh Gavan Fitzsimons, Professor Pemasaran dan Psikolog dari Duke University, menyebutkan bahwa kaum sekuler menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan dengan kaum religius.
Lebih lanjut ia menyebutkan, kaum sekuler akan membeli barang-barang bermerk untuk menunjukkan jati dirinya dimana kaum religius lebih memilih untuk berbelanja barang-barang tidak bermerk. Sudah pasti barang branded memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan yang generik.
4. Suasana hati
Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard menunjukkan suasana hati ternyata mempengaruhi pola belanja seseorang. Saat berada dalam kondisi yang sedih, seseorang akan berbelanja lebih banyak untuk memuaskan argumentasinya dan membuat dirinya lebih senang.
5. Ukuran kereta belanja
Lindstrom berpendapat ukuran kereta belanja mengambil peranan yang besar terhadap nilai belanja Anda. Kereta belanja ini berpengaruh terhadap berapa lama Anda akan bertahan di pertokoan dan berapa besar kebutuhan Anda untuk berbelanja. Semakin besar kereta belanjaan yang Anda pakai, semakin lama Anda berdiam diri di pertokoan dan semakin banyak barang yang Anda ingin beli.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment kamu Dibawah ini,Blog ini DO Follow